Di ruangan seperti itu Anda merasa spangat spesial, semuanya berkilau, berkilau dan kemegahan. Ada patung Venus sedih, ada patung Indian Ganesha, dan bahkan topeng misterius Afrika menemukan tempat di sini. Karena art deco adalah campuran dari segalanya dan segalanya. Dengan nilai seni yang fantastic banyak orang memimpikannya.
Sejarah Art Deco
Art Deco merepresentasikan modernisasi dunia yang begitu cepat. Ketika gaya ini sudah menyebar luas dan sudah ada di dunia ”fashion” di Amerika dan Eropa, kata – kata “Art Deco” sendiri tidak dikenal. Modernistik atau 1925 Style yang menjadi namanya. Kata Art Deco sendiri mulai muncul dari tahun 1925 di sebuah konferensi l’Exposition Internationale des Arts Decoratifs Industriels et Modernes yang diadakan di Paris, Perancis.Kata Art Deco termasuk terminologi yang baru pada saat itu, diperkenalkan pertama kali pada tahun 1966 dalam sebuah katalog yang diterbitkan oleh Musée des Arts Decoratifs di Paris yang pada saat itu sedang mengadakan pameran dengan tema “Les Années 25”.
Pameran itu bertujuan meninjau kembali pameran internasional l’Expositioan Internationale des Arts Décoratifs Industriels et Modernes. Sejak saat itu nama gaya dipakai untuk menamai seni yang saat itu sedang populer dan modern. Munculnya terminologi itu pada beberapa artikel semakin membuat nama gaya eksis. Gaya semakin mendapat tempat dalam dunia seni dengan dipublikasikannya buku “Art Deco” karangan Bevis Hillier di Amerika pada tahun 1969.
Masih banyak lagi
Dalam perjalanannya Art Deco dipengaruhi oleh berbagai macam aliran modern, antara lain Kubisme, Futurisme dan Konstruktivisme serta juga mengambil ide-ide desain kuno misalnya dari Mesir, Siria dan Persia. Meskipun gaya terlihat seperti ultra modern, sebenarnya bisa ditelaah kembali ke zaman kuburan Mesir kuno. Secara khusus, penemuan kubur Raja Tut pada tahun 1920 membuka pintu lebar terhadap gaya ini. Garis yang tegas, warna – warna yang kuat dan fitur – fitur arsitektural yang berbentuk zig-zag ditambahkan ke dalam objek – objek yang diletakkan di dalam kubur untuk menghibur dan mencerahkan raja yang sedang tertidur.
Eksposisi Paris benar – benar menjadi momok, namun itu bukan awalnya. Tahun 1925 berbagai bangunan mengaplikasikan elemen – elemen yang menuju ke gaya Art Deco. Contohnya adalah Stasiun Kereta Api Eliel Saarinen di Helsinki, Finlandia 1904 – 1914. Dengan 4 figur raksasa, setiap figurnya memiliki Globe of Light atau bola lampu, yang sangat esensial bagi gaya.